headline photo

Menjijikan, Wanita Ogah Nonton Film Porno

FILM porno kian marak beredar. Bagi para lelaki, ini mungkin sudah menjadi ”santapan wajib” sebelum ajang bercinta. Melihat fenomena ini yang begitu booming, justru sebagian besar wanita mengaku jarang dan ogah menyaksikannya.

Pernahkah Anda bertanya mengapa pasangan tak hobi menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati sebuah film porno seperti yang Anda lakukan? Ingin tahu apa saja sebabnya? Simak alasan wanita ogah menonton film porno seperti yang dilansir Askmen.

Film porno menjijikan

Ada banyak hal yang terjadi dalam pornografi, di mana wanita sering menemukan segala sesuatu yang merendahkan dan menjijikkan. Akui saja, ada beberapa teknik bercinta yang sering Anda adaptasi dari film porno, tetapi sayangnya pasangan tak pernah setuju Anda melakukannya di dunia nyata. Para wanita cenderung tak menikmati anal secara kasar, tersedak saat melakukan oral seks, atau tindakan lainnya yang banyak ditemui dalam film porno. Menurut pendapat para wanita, sebab inilah yang membuat film porno terlihat menjijikan.

Film porno dibuat-buat

Wanita cenderung kurang suka terhadap situasi yang dibuat-buat seperti yang ditampilkan dalam film porno. Mereka cenderung berpikir lebih baik tidak menyaksikannya. Pasalnya, film porno selalu menggambarkan sepasang lawan jenis yang tengah berhubungan seks tanpa didasari rasa cinta, tetapi ”memaksakan” diri menuju puncak orgasme.

Mungkin terlihat cukup baik bagi Anda, tetapi pasangan mungkin cenderung berpikir lebih baik seks dilakukan saat kedua pasangan menginginkannya. Inilah yang menjadi salah satu alasan wanita enggan menyaksikan film porno, karena hubungan seks juga dinilai sebagai suatu keterpaksaan.

Akting aktor film porno dinilai sangat buruk

Satu-satunya bagian penting dari tubuh pria dalam film porno adalah Mr P. Pada kenyataannya, banyak aksi bintang porno yang dinilai wanita terlihat buruk saat melakukan adegan seks. Hampir semua pemain film porno secara fisik terlihat tampan, namun akting yang ”hot” menjadi jawaban dari ”pergumulan” yang wanita inginkan. (ttm)